Jumat, 21 September 2012

Memulai Hidup Baru :D


Beberapa minggu lalu aku sedikit pusing dengan diriku. Aku seperti berada di tubuh orang lain. Merasa asing. Malasku meningkat 1000X lipat. Bisa kalian bayangkan bagaimana malasku? Aku tidak tidur 36jam, selanjutnya aku tidur 15 jam. -untung saja waktu kulakukan itu sedang libur kerja dan tidak kuliah- kupikir aku reinkarnasi dari putri tidur. Diwaktu biasa aku akan tidur 10-12 jam. Atau aku hanya tidur 2-4 jam dan setelah itu siap2 untuk bekerja. Bisa kukatakan aku seperti mayat hidup. Melakukan banyak hal tapi tidak merasakan rasa bahagia. Gairah hilang seketika.

Pikiranku bekerja. Memikirkan banyak hal. Tapi tubuhku tak mau melaksanakan. Seperti, aku berpikir untuk menyelesaikan laporanku, hanya saja tubuhku tetap saja tidur. Tubuhku membiarkan dirinya tidak makan berhari-hari. Memaksa untuk terus tidur, tidur, dan tidur. Hatiku menginginkan refreshing tapi tubuhku tak mau. Dia tetap saja tidur. Aneh? Memang. Dan aku merasakan itu. Kalian tanya apakah ini penyakit? Kujawab, “bukan” ini adalah malasku tingkat akut. Aku membebani pikiranku bekerja padahal sesungguhnya tidak kuinginkan. Aku ingin meminta bantuan tapi tak ada yang bisa dimintai. Aku ingin diberi hiburan tapi tak ada yang bisa menghibur. Ah, Ini hanya pikiranku yang kupaksa begitu. Padahal sesungguhnya semua itu ada. Ada orang yang menungguku datang. Ada orang yang peduli padaku. Ada yang siap menggandengku. Tapi sekali lagi. Kemalasanku yang mengendalikan semuanya. Pikiran malasku menuntut ini dan itu, tapi tubuhku tak mau melaksanakan. Sebenarnya gejala-gejalanya sudah kurasakan sejak 1,5 tahun terakhir. Namun, tak terlalu kupedulikan. Hingga akhirnya inilah yang terjadi. Menyesal? Tentusaja, karena diriku yang tak segera bangkit, ada banyak sekali persoalan yang tak terselesaikan.

Sebelumnya aku tak mau menyadari bahwa aku telah jatuh. Kalah. Hal ini semakin membuatku frustasi. Tindak kemalasanku semakin menjadi-jadi. Aku tak mau peduli pada dunia di sekelilingku. Gelisah, takut melangkah. Sekelilingku berputar, tapi aku tetap diam. Tubuhku berlari, tapi aku tetap diam.

Dan sekarang inilah titik balikku. Aku harus mengakui kekalahanku jika ingin menang. Dan memperbaiki kemiringan yang kuperbuat. Menatap kedepan. Kalian tahu? Cukup berat melakukannya. Hingga sebuah kesimpulan ini harus kuambil. Akan kulepaskan semuanya. Aku merasa akan merugikan sekelilingku kalau tetap memegangnya. Membuat segalanya menggantung menungguku. Padahal, aku tak tahu kapan bisa benar-benar berjalan lurus. Atau mungkin tak akan lurus lagi. Diriku akan menjadi berbeda. Karena aku masih ada dalam batas perenungan. Aku tak tahu akan seperti apa nanti. Tapi aku ingin kesuksesanku. Dan aku masih mencari kesuksesanku. Kumohon, kalian, dunia disekelilingku lepaskanlah aku. Kalian akan baik-baik saja tanpa aku, karena memang sejak awal aku tak berguna untuk kalian. Aku tahu tak seharusnya berkata seperti ini. Tapi kalian tahu? Setiap orang berguna di setiap tempat berbeda. Dan jika sekarang tak berguna disini, berjalanlah ke tempat lain. Pasti ada tempat yang membutuhkan kalian.

Dalam perenunganku aku mencari-cari motivasi sendiri. Kenapa tidak minta teman? “Percuma” kukatakan. Itu akan membuatku tergantung pada mereka. Aku tak mau begitu. Kalian tahu? Jika aku mulai tergantung aku tak akan rela melepaskan mereka. Hatiku akan sakit jika mengetahui mereka berkhianat. Aku terlalu pencemburu. Aku akan benar-benar marah jika tahu mereka menghiburku tapi juga menghibur orang lain. Marahku bukannya membentak-bentak. Diam. Yah, hanya diam marahaku. Atau terkadang menangis, atau mencari-cari alasan untuk malas. Lalu tidur seperti seorang putri tidur.

Jika kalian katakan ini adalah wujud bunuh diri secara perlahan, kukatakan “mungkin”. Ah, Aku baru saja menyadarinya. Dan aku minta maaf pada-Mu Tuhanku. Aku tak bermaksud. Seharusnya tak kulakukan semua itu.

Haaaahhhh, saat kutuliskan ini aku tak bermaksud mengeluh. Aku hanya ingin mengaku kalah. Dan akan menang di kesempatan di depan. Cukup sulit mengakui bahwa segalanya adalah kesalahanku. Aku ingin, tapi aku tak bergerak. Hingga membuat hatiku sakit. Aku menyalahkan keadaan, padahal diriku sendiri yang menusuknya.

Aku janji akan memulai hidup baru. Apa bisa? Tentu saja harus bisa. Ada banyak orang yang menungguku. Terimakasih karena kalian telah mengisi hari-hariku. :D

3 komentar:

Akbari at: 21 Oktober 2012 pukul 17.01 mengatakan...

Terharu banget baca postingan ini.
Kebetulan lagi googling "Memulai hidup baru" eh nyasar kesini.
Sepertinya saya sedang mengalami hal yang kurang lebih sama. Ada tips untuk mengatasinya? :)

Unknown at: 22 Oktober 2012 pukul 17.16 mengatakan...

Teddy Bari ehm, jawabanku cukup panjang,. jadi mungkin akan aku posting next time,. nnti aku beritahu kalau sudah ku posting,.

Akbari at: 4 November 2012 pukul 21.56 mengatakan...

Ditunggu postingan selanjutnyaa.. :)

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll