Kamis, 05 April 2012

Mengingatkanku pada Kalian


Cooper
Mentari pagi telah menjadi saksi pertemuan kita. Ketakutan-ketakutan MOS menjadi awal mula perkenalan kita.

Aku bukan makhluk Tuhan yang taat beribadah, namun tanpa pernah kuminta, Tuhan mempertemukan kalian denganku. Yang menjadi hadiah terbesar bagiku, selama hampir 3 tahun ini. Menemani di saat-saat keputusaasaan itu menerjang seperti gelombang tsunami yang akan merobohkanku. Disaat air mata ini menetes, kalian semua menghapusnya dengan sapu tangan sutra.  Saat hati ini hancur karena disakiti sang cinta, kalian menyatukannya dengan hati-hati. Hingga aku dapat bangkit kembali.

Canda, tawa, sedih, tangis dan jeritan-jeritan nakal mewarnai hari-hariku disini. Terajut menjadi sebuah kebersamaan, terukir di hati sanubari. Dan ukiran-ukiran yang begitu indahnya itu tak akan pudar dari hati ini hingga tubuh ini berselimutkan tanah merah.  Yang akan kita ceritakan pada anak cucu kita tentang kekonyolan-kekonyolan yang kita buat bersama disini.

Aku tahu, aku bermimpi terlalu tinggi. Hotel di Lombok, Kairo, Menjelajahi dunia. Hanya Tuhan yang tahu apakah bintang-bintang di langit itu akan dapat kusentuh. Namun kalian selalu menghiburku saat impian itu mulai kabur kembali, bahkan hampir terlupakan. "Besok, 10 tahun lagi kita nginep 3 hari di hotelmu yang di Lombok". Akan selalu kuingat kalimat itu, yang selalu menjadi penyemangat untuk mewujudkannya.

Aku tahu, aku bukan teman yang baik, ketua kelas yang sempurna buat kalian, yang mengajak kalian untuk mengerjakan tugas laporan, yang memarahi kalian saat tidak mengerjakan pr atau menunda mengumpulkan tugas bu Jum. Hingga akhirnya kita semua dimarahi. Ya, akulah sang profokator yang selalu kalian ikuti, saat baik maupun jelek.

14 Maret ini umurku 17 tahun. Dan hari ulang tahun adalah hari yang mengingatkanku pada muka malu kalian saat lebih cepat sehari menyanyikan lagu ulang tahun buatku. Dan dihari ini aku berdoa kepada Allah agar kita sukses saat menempuh ujian tanggal 22 Maret.  Dan bintang yang tinggi itu  menjadi tempat berteduh kita 10 tahun lagi di lombok.

Mungkin, kita akan terpisah setelah ini. Menggapai bintang-bintang yang begitu banyak. Namun, ingatlah AERO akan selalu hidup. Buat semuanya, Mari kita berjuang.  Terima kasih untuk hadiah terindah ini.  Bapak/Ibu Guru maafkan kesalahan kami, dan terimakasih karena telah menanamkan bintang-bintang itu di hati kami. Aku sayang kalian semua.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll