Apa kalian pernah ditanya, “Bagaimana
jika orang tua kalian menikah lagi?” Bagaimana kalian menjawab
pertanyaan seperti itu? Jujur, jika aku yang ditanya aku bingung.
Sungguh aku tak bisa membayangkan segalanya akan jadi seperti apa.
Aku akan punya orang tua lagi. Akan ada orang asing tinggal
bersamaku. Ada orang yang belum pernah kukenal bertanya tentang
kehidupanku. Seakan peduli, walaupun tak tahu bagaimana sebenarnya.
Apakah benar-benar tulus? Ataukah palsu. Ibu tiri, Ayah tiri yang
kejam yang pertama kali terbayang di kepalaku.
Orang itu tanya lagi padaku, “Bagaimana
jika ayahmu menikah? Apakah bisa menerimanya?”
Tidak, tentusaja tidak bisa menerima.
Kenapa harus ada orang asing masuk disaat seperti ini, jika
perjuangan di masalalu sudah dilalui dengan sakit hati yang menyiksa.
Untuk apa menyisipkan orang baru jika segalanya sudah cukup
membahagiakan? Apakah ada jaminan adanya orang baru akan membuat
bahagia semua orang? Apa jaminannya? Tidak ada, tidak ada yang bisa
menjamin kebahagiaan masa depan.
Orang itu memandangku lagi, “Apa
ada keadaan dimana kamu bisa menerima ayahmu menikah?”
Mataku berputar, “Ada.” kujawab
yakin. “Ada, ketika ibuku bisa menerimanya. Yah, ketika ibu
mengatakan 'ya' aku juga akan 'ya'. Aku adalah anak. Sesakit apapun
hati ini jika tidak bisa ikhlas, masih saja Ibu ataupun Ayah yang
akan lebih sakit. Aku perempuan, nanti akan ikut suami. Mengikuti
dia, meleburkan prinsipku dengannya. Tapi ibu? Ibu masih akan bersama
Ayah sampai kapan pun. Jadi, seandainya pun ada orang asing masuk,
biarkan mereka yang memutuskan."
Orang itu berkata padaku,
“Mungkin, ada banyak orang yang berpikiran sepertimu. Tapi ada juga
yang akan berpikiran jika ayahnya menikah lagi, dia akan membunuhnya.
Mungkin, karena kamu sudah mengerti agama jadi bisa berpikiran
seperti itu.
Mataku membulat, tak percaya apa yang
dikatakannya. Engkau salah menilaiku, sungguh engkau salah menilaiku.
2 komentar:
hmmm...
Hi Ria,.
Posting Komentar