Kamis, 08 November 2012

Ketika Ayahmu menikah "Lagi"


Apa kalian pernah ditanya, “Bagaimana jika orang tua kalian menikah lagi?” Bagaimana kalian menjawab pertanyaan seperti itu? Jujur, jika aku yang ditanya aku bingung. Sungguh aku tak bisa membayangkan segalanya akan jadi seperti apa. Aku akan punya orang tua lagi. Akan ada orang asing tinggal bersamaku. Ada orang yang belum pernah kukenal bertanya tentang kehidupanku. Seakan peduli, walaupun tak tahu bagaimana sebenarnya. Apakah benar-benar tulus? Ataukah palsu. Ibu tiri, Ayah tiri yang kejam yang pertama kali terbayang di kepalaku.

Orang itu tanya lagi padaku, “Bagaimana jika ayahmu menikah? Apakah bisa menerimanya?”

Tidak, tentusaja tidak bisa menerima. Kenapa harus ada orang asing masuk disaat seperti ini, jika perjuangan di masalalu sudah dilalui dengan sakit hati yang menyiksa. Untuk apa menyisipkan orang baru jika segalanya sudah cukup membahagiakan? Apakah ada jaminan adanya orang baru akan membuat bahagia semua orang? Apa jaminannya? Tidak ada, tidak ada yang bisa menjamin kebahagiaan masa depan.
 
Orang itu memandangku lagi, “Apa ada keadaan dimana kamu bisa menerima ayahmu menikah?”

Mataku berputar, “Ada.” kujawab yakin. “Ada, ketika ibuku bisa menerimanya. Yah, ketika ibu mengatakan 'ya' aku juga akan 'ya'. Aku adalah anak. Sesakit apapun hati ini jika tidak bisa ikhlas, masih saja Ibu ataupun Ayah yang akan lebih sakit. Aku perempuan, nanti akan ikut suami. Mengikuti dia, meleburkan prinsipku dengannya. Tapi ibu? Ibu masih akan bersama Ayah sampai kapan pun. Jadi, seandainya pun ada orang asing masuk, biarkan mereka yang memutuskan."
 
Orang itu berkata padaku, “Mungkin, ada banyak orang yang berpikiran sepertimu. Tapi ada juga yang akan berpikiran jika ayahnya menikah lagi, dia akan membunuhnya. Mungkin, karena kamu sudah mengerti agama jadi bisa berpikiran seperti itu.

Mataku membulat, tak percaya apa yang dikatakannya. Engkau salah menilaiku, sungguh engkau salah menilaiku.

2 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll