Pernahkah
kalian merasa menjadi orang yang begitu hampa? Seakan harapan hilang. Tak ada
kebahagiaan, kesedihanpun tidak. Segalanya serasa mengambang. Aku sudah bolos
magang 2 hari. Alasan klasik, -sakit-. Benar, aku sakit. Tapi bukan sakit
secara fisik yang kualami. Ehm, sakit secara rohani. Aku tak tahu apa yang
salah. Seakan segalanya tidak benar. Malas benar-benar menggerogoti sampai ke
tempat paling dalam. Aku tak suka rasa ini. Tapi aku bingung harus bagaimana.
Sakit
ini bermula sejak 1,5 tahun lalu. Saat kekecewaan yang kualami menjadi-jadi.
Rasa bahagia itu seakan hanya suatu rasa yang melintas sebentar dan pergi.
Bahagia yang penuh kepura-puraan kurasa. Ada beban yang menggantung disana.
Segalanya mulai kacau.
Ada
satu pertanyaan yang kutujukan pada diriku. Apakah ini wujud kemarahan Allah
padaku karena mempermainkannya. Sungguh aku ingin berubah. Tapi, ada hal lain
yang seakan-akan menggerakkan diriku untuk tak melakukannya. Apakah setan sudah
tinggal di diriku? Aku tak mau seperti ini Ya Allah. Aku ingin harapan-harapan
itu kembali.
Setiap
kali aku ingin memulai untuk berubah. Ada orang lain yang berkata, “bolehkah
kita begini sebentar lagi. Besok pasti berubah.” Sebentar lagi, sebentar lagi,
sebentar lagi, dan akhirnya tak terjadi apapun.
Kesombongan
seakan menggelayutiku. Aku berkata tentang harapan pada teman-temanku. Padahal
diriku yang kosong dengan harapan. Mereka selalu bekerja keras mengejar
mimpi-mimpi. Diriku? Menjadi orang pesakitan yang sok sehat. Oh, Tuhan, sungguh
aku tak mau begini. Apa yang salah?
Apa
ini karena aku durhaka pada orang tuaku? Aku banyak melakukan kesalahan pada
mereka. Maafkan aku ibu, bapak, teman-temanku yang sudah aku kecewakan. Allah,
aku ingin kedamaian lagi. Kumohon hilangkan kehampaan ini.
0 komentar:
Posting Komentar