Hidup itu sebuah perjalanan. Dan perjalanan
itu sebuah pilihan. Aku ingat pernah membaca buku berjudul “va dove ti porta il
euore” (Pergilah ke mana hati membawamu) karangan Susanna Tamaro. Aku sangat
suka tulisan di sampul belakang buku. Untuk itu aku sekarang duduk disini. Di
tengah masa depan-masa depan yang berderak-derak. Kuingat kembali kata-katanya.
Dan kelak, di saat begitu banyak jalan
terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil,
janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat.
Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas
di hari pertamamu di dunia ini. jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu,
tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan
dengarkanlah hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah
kemana hati membawamu…
Kembali kuperhatikan semua. Aku telah
memilih jalan ini sebelumnya. Kutanyakan pada hatiku. Apakah aku boleh berubah
arah? Aku tak bisa berhenti begitu saja kalau tak punya arah yang dituju. Kalau
aku berbalik bukankah semuanya percuma?
Sungguh aku bosan dengan kuliahku. Tapi aku
tak bisa berhenti. Aku sudah memutuskan sebelumnya. Kalau aku berhenti dan
mencoba yang lain bukankah waktuku selama ini terbuang percuma? Tuhanku, Kau
selalu disisiku. Kuatkanlah diriku.
Aku berdiri. Aku berlari. Jam kuliah
selanjutnya dimulai setengah jam lagi. Dan aku harus bergegas.
0 komentar:
Posting Komentar